Kamis, 11 Maret 2010

Prospek mental orang Indonesia

     Adalah kenyataan yang harus diakui bahwa bangsa ini Jauh tertinggal dari banyak bangsa baik di Eropa, Amerika bahkan di Asia sekalipun. Banyak sekali formulasi yang diciptakan untuk menjelaskan asal muasal ketertinggalan bangsa ini namun dari banyak Formulasi tersebut, saya lebih senang menyoroti Mental sebagai penyebab utama ketertinggalan kita sebab tidak ada alasan kuat lain yang dapat mendukung kita untuk menjadi bangsa tertinggal.
Bukankah bangsa ini memiliki beribu pulau dengan Potensi SDA luar biasa?

     Maka 'mental' seperti apa yang saya maksudkan tadi di atas sebagai asal dari ketertinggalan kita? ‘Mental nyuaman’,
itulah kata yang saya ciptakan khusus untuk merujuk pada metal yang berperan membawa kita masuk jauh ke dalam jurang ketertinggalan. Mental nyuaman adalah sebuah sifat bangsa ini yang telah tertanam jauh lebih lama dari usia Repulik ini. Kita semua tahu Bahkan Dunia pun tahu bahwa bangsa ini diberkati Tuhan dengan kekayaan alam yang luar biasa, maka sejak dahulu kala kitapun sudah terbiasa ‘dimanjakan’ oleh alam negeri ini. Bagaimana tidak, saat bangsa di timur tengah memiliki Oase di tempat-tempat tertentu, kita memiliki Oase tersebut diseluruh jengkal tanah negeri ini. Saat orang Eropa sibuk mencemaskan persediaan makanan di musim dingin, bangsa ini santai-santai saja menikmati musim tanam sepanjang tahun, paling hanya menentukan jenis tanaman yang cocok untuk ditanam. Tentu saja kekayaan alam kita tersebut patut disyukuri, namun ternyata kekayaan itulah yang membuat kita cukup puas dengan apa yang kita miliki dan cukup puas dengan apa yang kita rasakan. Akhirnya muncullah sesuatu yang sebelumnya saya sebut dengan mental nyuaman.


     Disaat bangsa-bangsa lain terus berinovasi untuk menciptakan hidup yang lebih baik, kita hanya berpikir bahwa kita sudah hidup baik dan seolah tidak mau keluar dari Zona kenyamanan kita. Pada akhirnya, tingkat kemakmuran kita yang awalnya tertinggi mulai dikejar oleh bangsa lain yang sebenarnya tidak memiliki banyak ‘harta’ seperti kita namun bekerja keras dan berinovasi.
     Saya menjelaskan hal ini bukanlah sebagai ahli ataupun orang yang ingin mengungkit-ungkit sejarah. Saya hanya ingin menjelaskan suatu peluang bagi bangsa ini untuk bangkit, dan tulisan-tulisan diatas adalah pengantar ke pada peluang tersebut. Jika kita terjatuh ke dalam sebuah sumur maka kita harus keluar dari sumur itu. Sama halnya jika kita tertinggal karena mental nyuaman maka kitapun harus keluar dari mental nyuaman tersebut.
     Disinilah peluang itu muncul, sekarang bangsa kita ini hidupnya sangat susah jika dibandingkan Negara-negara maju. Maka situasi berbalik, sekarang Negara-negara maju itu sudah diposisi nyaman dan kitalah diposisi yang menuntut kerja keras. Dan yang membuat saya tersenyum ketika mendengar krisis Global adalah bahwa bangsa ini telah meninggalkan ‘Mental nyuaman’ menjadi apa yang saya sebut ‘mental tahan banting’. Bangsa-bangsa maju itu sudah terbiasa hidup enak maka ketika standar kesejahteraannya turun sedikit saja mereka langsung ‘berteriak’ bahkan ‘frustasi’, berbeda dengan bangsa kita yang sudah terbiasa hidup menderita bahkan masih bisa tertawa lepas dengan standar hidup terendah sekalipun. Maka tahun-tahun ke depan adalah pertarungan antara anak-anak Indonesia yang tahan banting menghadapi anak-anak bangsa maju yang terkena dampak ‘frustasi’ akibat krisis Global. Maka ketika orang bertanya ‘apakah bisa bangsa ini bangkit melampaui Amerika?’ jangan pernah ragu untuk menjawab ‘Pasti bisa!’

Tidak ada komentar: