Sajak Pangeran Sinaga Menatap Malam

Sebelum sajak ane melantun, ada baiknya ente2 dengerin dulu ne lagu (Dingin, by: Panbers) en juga lagu (Malam Biru by: Sandhy Sandoro)

Biarkan malam makin menjadi malam dan pangeran terus begadang menatap monitor kehidupan
Biarkan anjing-anjing berkeliaran agar maling tak beraksi di kelurahan

Biar.... Biar saja
Biarakan wajah ganteng sang pangeran ternoda oleh mata bengkak akibat begadang semalaman

Dan... semuapun tertawa menatap empat mata atau Opera Van Java
namun biarkan sang pangeran di sini saja menatap monitor kehidupan.

semua orang berkata cinta, namun sang pangeran hanya termenung online, meskipun banyak cinta menanti jawab padanya.
sekali lagi semua orang mengharap cinta, namun sang pangeran hanya berpikir "besok kambingku mw makan apa"

Biarkan.... Biar saja
sbab sang pangeran bukanlah seorang waria, ia hanya Pria
bukan karna luka atau trauma, melainkan karena belum ada wanita yang sangat beruntung tuk mendapatkan cintanya.

Biarkan.... Biar saja
saat waktunya tiba, sang pangeran akan memuja cintanya
tanpa melupakan makanan untuk kambingnya.
Karena antara kambing en cinta hampirlah sama
mereka sama2 berteriak jika tak kunjung diperhatikan
Hanya bedanya... kambing itu takut air.... sementara cinta itu takut tersakiti

sang pangeran tak takut dg cinta jenis apapun
karena ia tau... luka itu hal biasa.
sperti seorang pujangga terkenal mengatakan "Dibalik bulu2 indah cinta, terselip pisau bermata dua yang siap membuatmu terluka"
Namun, bukankah pisau bermata dua itu banyak fungsinya?
mengiris bawang, mengiris sayur, mengiris kuping bahkan alternatif sunatan massal.
Intinya, semua hal itu indah, tergantung cara kita menyikapinya...

NB: ane cuma becanda soal mengiris kuping en alternatif sunatan masal pake pisau bermata dua...