Ternyata nggak mudah mengambil keputusan yang tidak lazim. ente harus melawan seisi dunia dulu untuk merasakan ketenangan. bener-bener berat dah, bahkan lebih berat daripada ngegendong motor Tiger yang lagi dinaekin Rony Dozer (kebayang nggak tuh?)
Tapi ane bersyukur buat orang-orang dilingkaran ane yang terus kasih suport atas kegilaan yang saya buat ini. ane ngerasa Tuhan itu terlalu baik untuk orang dengan kewarasan yang tanggung seperti ane. Biarkan saja dunia tau bahwa ane baru saja mengambil keputusan yang buruk. tetapi dunia juga harus tau inilah yang ane inginkan, inilah yang ane impikan, inilah yang ane perjuangkan. kelak apabila ane gagal, ane nggak malu untuk berkata "Saya telah mencoba."
Sebagai jawaban buat temen-temen, konco-konco, dosen hingga tukang sapu di kampus yang mungkin mempertanyakan keberadaan ane di kampus. Maaf bro n sist, saat ini saya bukan lagi Mahasiswa di Universitas Sriwijaya angkatan 2008. saya memutuskan untuk Pergi dan tak kan kembali lagi ke kampus yang begitu indah en hijau dengan luas 700 hektar tersebut. jadilah sekaranga ane sebagai Miringvator fulltimer yang mengadu nasib di sebuah kebun seluas 3 hektar, yang letaknya jauh dari peradaban manusia (bahkan PLN aja belom masuk, ha ha ha).
Tapi tenang aja, apapun yang terjadi ane tetaplah seorang Miringvator. ane tetap menerima undangan sebagai pembicara di seminar-seminar Miringvasi di seluruh jagad. jangankan undangan di luar kota, undangan lintas galaksipun akan ane layani (asal ada jemputan en pasokan oksigen yang cukup.)
Ya udah, sampe di sini dulu postingan ane. ane udah kesiangan buat pergi ke kebon neh. Salam Miring luar binasa...
