Kamis, 24 Juni 2010

Samurai = Jepang, Keris... Itulah Indonesia

Posting ini terinspirasi dari lagu Aishiteru by Zivilia Band
Awalnya ane cukup terkejut ketika lagu dengan judul berbahasa kampungnya ane ini bisa ngetop di Indonesia. Sebagai seseorang yang pernah bercita-cita jadi detektif saat nonton kartun conan, ane gak terlalu tertarik sama neh lagu en ane justru tertarik untuk menyelidiki motif dari tersangka Zivilia band menggunakan bahasa Jepang sebagai judulnya.

Berbagai dugaan coba ane telusuri mulai dari kemungkinan si tersangka terinspirasi dari miyabi, si tersangka pengen dijajah jepang lagi en dugaan2 laen hingga akhirnya ane mendapatkan suatu kesimpulan bahwa tersangka menggunakan bahasa Jepang karena tersangka mengagumi kemajuan di Negara Jepang.

Jadi anak2, pelajaran kita hari ini tentang Jepang yang seminggu lalu dikalahkan Belanda dalam piala Dunia di Afsel. Tapi ane The Miringvator lagi gak pengen bicara soal bola, ane lagi pengen serius soal bangsa ini.
Menurut kabar yang ane denger, Negara yang pernah jitakin kepala kita selama tiga setengah tahun ini adalah sebuah negara yang bener2 menghargai waktu. Bahkan sangking menghargai waktu mereka gak punya waktu masak ikan yang akan mereka santap, mereka juga gak sempat menghitung rambut mereka bahkan gak sempat nonton setiap episode sinetron Cinta Fitri. Jadi jangan heran kalo di jaman sekarang Honda, Yamaha, Suzuki, Toyota Kawasaki de el el pada keluyuran di mana-mana.

Tapi hal kayak gene gak terjadi di Negaraku Indonesia dimana ibu2nya secara kontinyu melahap episode Sinetron2 penuh adegan sadis yang kalo dihitung kadar airmatanya dalam setiap episode mencapai 10 galon lebih (sungguh pencapaian yang luar binasa). Itu baru ibu2nya blom lagi bapak2nya, anak2nya en cucu2nya.

Ada banyak banget hal yang membuang waktu secara pecuma dalam kehidupan di Negaraku ini. Tadi pagi aja ane pergi ke kampus trus dari pagi ampe sore ternyata gak ada dosen yang masuk. tentunya hal kaya gini membuang waktu en biaya ane secara percuma. Tentunya ane mengalamai kerugian besar akibat ketidakhadiran dosen2 ini, mulai dari sabun mandi en odol yang ane pake (coz kalo gak kuliah ane gak mandi pagi), minyak rambut, bensin motor, kalori yang terbakar selama menunggu di kampus, daya pakai sepatu yang berkurang, daya pakai celana yang berkurang, daya pakai baju yang berkurang, daya pakai tas yang berkurang, coba ente hitung berapa besarnya kerugian ane hari ini en lebih parahnya bahwa kejadian kayak gene terjadi sangat sering.

Maka pantas kalo ane kasi judul postingan diatas bahwa jepang layaknya samurai en negara kita layaknya Keris bergerak sana-sini makan waktu secara percuma. Tentunya bangsa ini harus berubah ke arah yang lebih miring sesuai pepatah yang mengatakan "Seribu Jalan menuju Roma" sebab untuk menuju Roma kita harus mengambil jalan miring karena kalau kita berangkat dari Indonesia en mengambil jalan lurus tentulah kita hanya sampai ke Malaysia ato ke Ostrali kalo lurusnya ke bawah. Yakinlah kita bisa!

Demikianlah pidato kebangsaan dari The Miringvator Tuanku Baginda Daniel yang Dipertuan Agung.

2 komentar:

Rahmat Muntaha Aziz mengatakan...

hahaa.... terima ksih baginda. pidatonya sangat bermanfaat. lam kenal

The Miringvator mengatakan...

Terima kasih kisanak, Wiro sableng sudah menunggu kita